Perkembangan Ekonomi Amerika dan Eropa Barat

Sistem Perekonomian Amerika

Amerika merupakan negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis modern. Sistem ekonomi inii diperkuat dengan pembangunan infrastruktur yang baik dan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya. Tidak heran jika Amerika merupakan negara yang bukan hanya memiliki kekuatan dalam bidang ekonomi, tapi juga pendidikan, teknologi, hingga militer. Dengan segala yang dimilikinya itulah, Amerika menjadi negada adidaya yang sangat berpengaruh bagi negara-negara diseluruh dunia.

Negara yang aktif terlibat dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II ini memang memiliki pengaruh yang kuat bagi dunia, terutama dalam bidang politik dan ekonomi.United State Of America atau yang biasa disebut dengan Amerika Serikat ini memiliki kekuatan ekonomi yang besar sejak akhir Perang Dunia II. Bahkan mata uang dollar merupakan mata uang yang dijadikan sebagai acuan untuk negara-negara seluruh dunia. Kemajuan perekonomian Amerika tidak lepas dari sumber daya alam alam yang melimpah serta pengolahan sumber daya manusia yang dioptimalkan dengan baik. Sebagai negara produsen terbesar, Amerika pun memiliki produktivitas yang tinggi.

Hampir semua negara menjalin kerja sama dengan Amerika, baik dalam hal ekonomi, militer, hingga pendidikan. Amerika merupakan dewan tetap keamanan PBB dan anggota OECD yang merupakan organisasi kerja sama yang bergerak dalam bidang ekonomi. Kekuatan militer negara ini juga sangat kuat dengan didukung oleh perkembangan teknologi persenjataan yang sangat maju, kuat dan modern.

Ekonomi Amerika Serikat (AS) adalah ekonomi terbesar di dunia. Produk Domestik Bruto (PDB) nominalnya tercatat sebesar $15,8 triliun pada tahun 2012, yang merupakan seperempat dari PDB nominal di dunia. PDB berdasarkan Keseimbangan Kemampuan Berbelanja (KKB) Amerika Serikat juga merupakan yang terbesar di dunia dan merupakan seperlima dari PDB KKB dunia. Ekonomi AS merupakan ekonomi campuran yang mengalami pertumbuhan PDB yang stabil, memiliki tingkat pengangguran yang sedang, dan tingkat penelitian dan penanaman modal yang tinggi. Lima rekan dagang utama AS adalah Uni Eropa, Kanada, Tiongkok, Meksiko dan Jepang.

Amerika Serikat adalah salah satu negara terkaya di dunia yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah, infrastruktur yang maju, dan produktivitas yang tinggi. Pendapatan per kapita (KKB) merupakan yang tertinggi keenam di dunia. AS juga merupakan produsen minyak bumi terbesar ketiga dan produsen gas alam terbesar kedua di dunia. Negara ini juga merupakan negara dagang terbesar kedua setelah Tiongkok. Pada tahun 2010, Amerika Serikat masih menjadi negara pabrikan terbesar, dengan seperlima hasil pabrikan dunia berasal dari AS. Dari 500 perusahaan terbesar di dunia, 132 bermarkas di AS. Selain itu, Amerika Serikat memiliki pasar finansial terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Sekitar 60% cadangan mata uang global diinvestasikan dalam dollar AS, sementara 24% diinvestasikan dalam Euro. Bursa Efek New York adalah bursa efek terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Investasi asing langsung di Amerika Serikat tercatat sebesar $2,4 triliun. Investasi Amerika Serikat di negara lain berjumlah $3,3 triliun. Pasar tenaga kerja juga menarik imigran dari seluruh dunia. Selain itu, berdasarkan Indeks Kemudahan Berbisnis dan Laporan Daya Saing Global menempatkan AS sebagai salah satu negara terbaik.

Ekonomi AS saat ini sedang mengalami kesulitan akibat krisis keuangan 2007-2008. Pada Februari 2013, tingkat pengangguran mencapai 7,7% atau 12,0 juta orang, sementara tingkat pengangguran U-6 yang juga meliputi kekurangan pekerjaan mencapai 14,3% atau 22,2 juta. Dengan tingginya tingkat pengangguran, berkurangnya pendapatan rumah tangga, dan pemotongan anggaran federal,ekonomi AS masih berusaha pulih dari pengangguran

Krisis Ekonomi Amerika

Meski dijuluki sebagai negara adidaya yang menguasai perekonomian dunia, rupanya Amerika juga tak lepas dari permasalahan ekonomi. Salah satu sebabnya adalah angka pengangguran yang semakin meningkat. Hal ini salah satunya merupakan dampak dari perang Irak dan Afganistan. Untuk mengatasi hal tersebut, presiden Barrack Obama melakukan usaha-usaha yang dinilai akan segera memperbaiki perekonomian Amerika Serikat.

Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Amerika yaitu kenaikan pajak untuk kalangan menengah ke atas. Tujuannya, sokongan dana pajak dari kalangan menengah ke atas ini akan mampu menutupi krisis moneter yang khususnya dirasakan oleh kaum miskin. Selain itu, presiden Amerika pun melakukan kunjungan-kunjungan ke negara-negara Asia untuk menjalin kerja sama, terutama dengan Indonesia dan India. Kunjungan presiden ke negara-negara Asia selain untuk menjalin kerja sama, juga bertujuan agar negara-negara Asia bersedia menjadi mitra dagang Amerika Serikat. Dengan demikian, Amerika Serikat mampu memperluas hubungan perdagangan dengan negara-negara Asia dan menambah niali ekspor untuk menunjang perekonomian negaranya. Usaha tersebut tidak sia-sia, beberapa petinggi negara-negara di Asia bersedia menjadi mitra dagang Amerika Serikat.

Pada awal 2013, krisis moneteer yang terjadi di Amerika Serikat ini terlihat dari anjloknya niali indeks dollar Amerika Serikat dari angka 79.92 ke 78.91 para investor asing kini mayoritas beralih ke negara-negara Eropa yang dinilai lebih memiliki peluang besar dalam pertumbuhan ekonomi. Memang, selama ini Eropa mengandalkan ekspor untuk memperbaiki masalah ekonomi yang terjadi. Selain itu, semua sektor perekonomian di negara-negara Eropa juga membaik. Penurunan pertumbuhan ekonomi di Amerika rupanya tidak begitu memberi dampak berarti bagi perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan karena Amerika Serikat dan Indonesia tidak banyak terlibat dalam kerja sama perdagangan antar negara. Namun, hal ini juga sewaktu-waktu bisa menjadi ancaman bagi Indonesia karena setiap gejolak ekonomi yang terjadi di Amerika pasti akan mempengaruhi perekonomian global. Artinya, Indonesia juga bisa terkena dampak dari hal-hal yang terjadi dalam perekonomian global.

Ekonomi Eropa Barat

Eropa Barat dalam pengertiannya yang paling umum adalah konsep politik yang muncul dan dipakai pada Perang Dingin. Perbatasannya terbentuk pada akhir Perang Dunia II, dan terdiri dari negara-negara yang tidak diduduki oleh tentara Uni Soviet dan tidak dikuasai oleh rezim komunis. Eropa Barat ini berbeda dengan Eropa Timur lebih karena ekonomi dan politik dibandingkan dengan geografi.Pada masa kini, istilah Eropa Barat lebih mengarah ke bidang ekonomi daripada politik dan geografi. Konsep Eropa Barat ini lebih dihubungkan dengan konsep demokrasi, liberal, kapitalisme, dan Uni Eropa. Negara-negara anggotanya memiliki kebudayaan barat, dan hubungan ekonomi dan politik yang baik dengan Amerika Utara,Amerika Selatan dan Oceania.

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, negara-negara Eropa mengalami kemerosotan yang sangat tajam di bidang ekonomi. Dengan adanya kenyataan tersebut, negara Amerika Serikat memberikan bantuan melalui kebijakan Marshall Plan. Setelah Marshall Plan berakhir, negara-negara Eropa membentuk suatu komunitas yang bertujuan untuk memulihkan perekonomian Eropa bernama EEC (European Economic Community) atau Masyarakat Ekonomi Eropa. Setelah sukses dengan menjalankan programnya melalui kebijakan-kebijakan seperti Tarif Bea Bersama (Common Customs Tariff) dan Kebijakan Komersial Bersama (Common Commercial Policy), EEC mengganti namanya menjadi Euratom (Masyarakat Atom Eropa).

Hingga akhirnya, pada abad ke-20 EEC berubah menjadi European Union atau Uni Eropa hingga saat ini. Tercatat ada 27 negara anggota UE dengan 23 bahasa resmi. Pengaruh Uni Eropa tidak hanya terjadi pada negara-negara Eropa, tetapi juga sampai pada Indonesia melalui berbagai bentuk kerjasama. Sejarah telah mencatat bahwa negara-negara Barat (Regional Eropa) merupakan wilayah-wilayah tempat munculnya peradaban manusia yang cukup maju. Mulai dari pesisir pantai sampai dengan wilayah daratan Eropa tidak luput dari keterlibatannya dalam perkembangan peradaban kehidupan manusia dari dulu sampai sekarang. Hubungan-hubungan masa lalu yang tercipta sebagai hasil dari upaya pemenuhan kebutuhan hidup melalui perdagangan, perluasan wilayah, dan pengakuan kedaulatan dari wilayah-wilayah sekitar telah menimbulkan banyak kejadian penting yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan peradaban kehidupan manusia sampai detik ini.

Kesadaran terhadap dampak negatif dari peperangan di masa lalu mencapai puncaknya pada pasca Perang Dunia II dan menyebabkan negara-negara Eropa yang termasuk ke dalam blok Eropa Barat mendirikan Council of Europe pada tahun 1949. Pengalaman yang tidak menyenangkan selama masa perang memicu negara-negara Eropa Barat untuk melakukan usaha-usaha penyelamatan Eropa dari kemungkinan-kemungkinan peperangan di masa yang akan datang.

Dalam perkembangan Uni Eropa, negara-negara pionir –yang juga dikenal dengan sebutan The Inner Six– sering melakukan pertemuan-pertemuan dan menghasilkan traktat-traktat yang menghasilkan kesepakatan baru. Perjalanan terbentuknya Uni Eropa dari masa awal mengalami perkembangan yang cukup bagus dan signifikan. Hal yang paling mencolok adalah semakin banyaknya negara-negara Eropa yang bergabung dengan The Inner Six sehingga terbentuklah persatuan yang saat ini dikenal dengan sebutan European Union. Saat ini tercatat ada 27 negara anggota UE dengan 23 bahasa resmi.

Perekonomian Eropa setelah Perang Dunia II

Setelah Perang Dunia II berakhir, kondisi ekonomi Eropa pada saat itu sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, negara pemenang Perang Dunia II saat itu (Amerika karena negara merdeka tidak terkena dampak Perang Dunia II) mengeluarkan rencana pembangunan ekonomi di Eropa Barat yang disebut Marshall Plan. Dengan adanya Marshall Plan, Eropa mengalami kemajuan dalam perokonomian mereka. Inisiatif tersebut dikemukakan oleh Seketaris Negara Amerika yaitu George Marshall. Inti dari rencana tersebut adalah memberikan bantuan kepada Negara Eropa Barat yang terkena imbas Perang Dunia II sekaligus berusaha membendung pengaruh komunisme di Eropa Barat. Program tersebut berjalan dari tahun 1947 dan berakhir pada tahun 1951.

Syarat untuk memperoleh bantuan ini dengan memenuhi kesepakatan sebagai berikut

1. Amerika Serikat akan memberikan pinjaman jangka panjang  kepada negara-negara
    Eropa Barat untuk membangun  kembali perekonomiannya.
2. Sebagai imbalan negara peminjam diwajibkan :
  a. Berusaha menstabilkan keuangan masing-masing negara dan melaksanakan 
      anggaran pendapatan yang berimbang.
  b. Mengurangi penghalang-penghalang yang menghambat kelancaran perdagangan
      antara negara-negara peminjam.
  c. Mencegah terjadinya inflasi.
  d. Menempatkan perekonomian negara masing-masing negara atas dasar sendi-sendi
      perekonomian yang sehat.


Dengan adanya Marshall Plan, maka tertanamlah dasar-dasar terbentuknya kerjasama yang erat antara negara-negara Eropa Barat dalam pembangunan perekonomiannya. Sejak tahun 1951, maka Amerika Serikat lebih mengutamakan konsolidasi pertahanan terhadap kemungkinan meluasnya paham komunis.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Amerika_Serikat
http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Barat
http://www.bimbie.com/perekonomian-amerika-serikat.htm
http://kumpulansejaraheropa.blogspot.com/2014/12/keadaan-ekonomi-eropa-pasca-perang.html
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS